Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Membaca Surah Al-Waqi‘ah Setelah Sholat Isya


 Malam adalah waktu yang penuh rahasia dan keberkahan. Setelah sholat Isya, ketika dunia mulai tenang dan langit membentang luas dalam keheningan, di situlah hati manusia bisa lebih mudah berdialog dengan Tuhannya. Di antara amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan di waktu malam adalah membaca Surah Al-Waqi‘ah, surah yang dikenal memiliki keutamaan luar biasa dalam hal rezeki, ketenangan hati, dan keberkahan hidup. Surah ke-56 dalam Al-Qur’an ini bukan hanya berbicara tentang hari kiamat, tetapi juga tentang hakikat kekayaan dan kesadaran bahwa semua rezeki datang dari Allah semata.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa membaca Surah Al-Waqi‘ah setiap malam, maka ia tidak akan ditimpa kefakiran selamanya.”
(HR. Al-Baihaqi)

Hadis ini menjadi dasar mengapa banyak ulama menganjurkan umat Islam untuk membaca Surah Al-Waqi‘ah secara rutin, khususnya setelah sholat Isya atau sebelum tidur. Namun penting dipahami bahwa makna “tidak akan ditimpa kefakiran” bukan hanya sebatas pada harta dunia. Kekayaan yang sejati adalah ketika hati merasa cukup, jiwa tenang, dan hidup selalu diberkahi. Orang yang senantiasa mengingat Allah lewat ayat-ayat-Nya akan dijauhkan dari rasa takut kehilangan dan diberi keteguhan hati dalam menghadapi setiap ujian kehidupan.

Waktu setelah sholat Isya merupakan waktu terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam suasana yang hening, suasana batin menjadi lebih lembut, dan pikiran lebih mudah menyerap makna dari setiap ayat Al-Qur’an. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tuhan kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: Adakah hamba-Ku yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan? Adakah yang memohon ampun, maka Aku ampuni?”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Membaca Surah Al-Waqi‘ah pada waktu malam berarti kita sedang mengetuk pintu langit. Ayat-ayatnya bukan hanya lantunan suara, melainkan doa yang naik bersama ketulusan hati. Saat seseorang membaca surah ini dengan niat mendekat kepada Allah, sesungguhnya ia sedang memohon dengan cara yang paling mulia—dengan firman Allah sendiri.

Surah Al-Waqi‘ah mengingatkan manusia bahwa kehidupan dunia tidaklah kekal. Semua manusia akan kembali kepada Allah dan dihadapkan pada tiga golongan: golongan kanan yang mendapat kenikmatan, golongan kiri yang menerima azab, dan golongan yang paling dahulu beriman yang mendapat derajat tinggi di sisi-Nya. Ayat-ayat dalam surah ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu bergantung pada dunia, sebab kekayaan sejati bukan pada banyaknya harta, tetapi pada hati yang merasa cukup. Dengan membacanya setiap malam, seseorang akan belajar memahami makna syukur, sabar, dan tawakal.

Allah berfirman dalam Surah Al-Waqi‘ah:

“Dan kamu tidak dapat menentukan suatu rezeki kecuali dengan izin Allah.”
(QS. Al-Waqi‘ah [56]: 82)

Ayat ini menjadi pengingat bahwa tidak ada satu pun rezeki yang bisa didapatkan tanpa izin dari Allah. Betapapun besar usaha kita, hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak-Nya. Dengan merenungkan makna ini, hati menjadi lebih tenang dan tidak mudah resah ketika menghadapi kesulitan ekonomi atau keterbatasan duniawi. Karena sesungguhnya, Allah sudah menjamin rezeki setiap hamba-Nya dengan cara yang terbaik.

Membaca Surah Al-Waqi‘ah secara rutin juga melatih keikhlasan dan kesabaran. Ketika seseorang mampu menjaga amalan ini setiap malam, berarti ia telah menanamkan kebiasaan baik yang akan menjaga hubungan spiritualnya dengan Allah. Dalam setiap ayat yang dibaca, terdapat nilai pengingat akan kebesaran dan kekuasaan Allah dalam mengatur segala sesuatu di alam semesta. Hal ini membuat hati semakin yakin bahwa rezeki, umur, dan nasib semuanya sudah diatur oleh Sang Pencipta dengan penuh hikmah.

Selain tentang rezeki, membaca Surah Al-Waqi‘ah juga membawa ketenangan batin. Ketika hati gelisah karena masalah dunia, membaca ayat-ayat tentang kebesaran Allah dapat menjadi penawar yang menenangkan jiwa. Banyak orang merasakan bahwa setelah rutin membaca surah ini setiap malam, hidup mereka terasa lebih lapang, pikiran lebih jernih, dan hati lebih damai. Bukan karena mereka mendadak kaya, tetapi karena Allah menanamkan rasa cukup dan syukur di dalam hati mereka. Itulah kekayaan yang sesungguhnya.

Amalan ini juga dapat menjadi waktu untuk merenung. Di tengah gelap malam, ketika hanya ada kita dan Allah, membaca Surah Al-Waqi‘ah seakan menjadi pengingat bahwa dunia ini sementara. Segala sesuatu yang kita miliki—harta, kedudukan, dan jabatan—semuanya akan hilang. Yang abadi hanyalah amal kebaikan yang kita lakukan. Karena itu, membaca Al-Waqi‘ah bukan hanya sekadar berharap kecukupan, tetapi juga bentuk persiapan menuju kehidupan yang kekal di akhirat.

Tidak perlu membaca dengan tergesa-gesa. Luangkan waktu sekitar sepuluh menit saja setelah sholat Isya. Duduklah dengan tenang, buka mushaf, dan bacalah Surah Al-Waqi‘ah dengan hati yang hadir. Jika tidak sempat di malam hari, bisa dibaca setelah Maghrib atau sebelum Subuh. Yang terpenting adalah niat tulus dan istiqamah. Sebab, Allah mencintai amalan yang sedikit tapi dilakukan terus-menerus. Dengan membiasakan diri membaca Surah Al-Waqi‘ah setiap malam, kita sedang membangun kedekatan dengan Al-Qur’an yang akan menjadi penolong di hari akhir.

Hidup tidak selalu mudah, dan rezeki tidak selalu datang dengan cepat. Namun orang yang dekat dengan Al-Qur’an tidak akan pernah merasa kekurangan. Allah akan mencukupkan kebutuhannya dengan cara yang tidak disangka-sangka. Bacalah Surah Al-Waqi‘ah bukan semata karena ingin kaya, tapi karena ingin dicukupkan oleh Allah dalam segala hal: cukup iman, cukup sabar, cukup tenang, dan cukup bahagia. Sebab pada akhirnya, kekayaan yang paling indah adalah ketika hati merasa tenang di bawah cahaya kasih sayang Allah.

“Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Dia sebaik-baik pelindung.”
(QS. Ali Imran [3]: 173)

Lokasi Kami