Saat Kita Menjaga Al-Qur’an, Allah Menjaga Hidup Kita
Menghafal Al-Qur’an bukan sekadar aktivitas mengingat rangkaian huruf dan kata. Ia adalah perjalanan hati, latihan jiwa, dan bentuk penghambaan paling lembut yang dilakukan seorang hamba kepada Rabb-nya. Setiap ayat yang masuk ke dalam dada bukan hanya menjadi hafalan—tetapi menjadi cahaya yang Allah tanamkan dalam hati seseorang.
Tidak semua orang diberi kesempatan menjadi penjaga kalam-Nya. Bahkan, para ulama mengatakan bahwa Al-Qur’an memilih siapa yang pantas menjadi penghafalnya. Maka ketika seseorang diberi kemudahan untuk menghafal, itu adalah tanda bahwa Allah sedang memilihnya untuk dijaga oleh ayat-ayat-Nya.
Allah berfirman:
“Sungguh, Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pula yang akan menjaganya.”(QS. Al-Hijr: 9)
Ayat ini tidak hanya menjelaskan bahwa Allah menjaga kemurnian Al-Qur'an, tetapi juga menjadi isyarat bahwa siapa pun yang menjaga Al-Qur'an dalam hatinya akan ikut Allah jaga kehormatan, langkah, dan hidupnya.
Menghafal Al-Qur’an bukan perjalanan yang mudah. Ada hari ketika hafalan lancar, tetapi ada pula hari ketika ayat terasa berat di lidah. Ada masa-masa futur, lelah, bahkan ingin menyerah. Namun, justru di situlah letak keindahannya—karena setiap huruf yang diulang adalah ibadah, dan setiap kesulitan adalah pahala yang Allah lipatgandakan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang membaca Al-Qur’an dan terbata-bata dalam membacanya, lalu ia bersusah payah mempelajarinya, mendapatkan dua pahala.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa lembutnya Allah. Bahkan kesulitan seorang hamba pun diberi pahala ganda.
Dan ketika hafalan itu dijaga—dipelihara dengan murajaah, dijaga dengan amal, dijaga dengan rasa takut kepada Allah—maka Allah akan menjaga hidup hamba itu dari hal-hal yang tidak ia sadari. Ia dijaga dari jalan yang salah, dijaga dari keputusan yang tergesa, dijaga dari hati yang keras.
Banyak para penghafal Al-Qur’an mengatakan bahwa mereka merasakan ketenangan yang sulit dijelaskan. Mereka bukan tidak punya masalah, tetapi dada mereka lapang ketika menghadapinya. Sebab ada ayat-ayat Allah yang menjadi penopang kekuatan dalam jiwa mereka.
Menjaga ayat berarti menjaga hubungan dengan Allah. Dan ketika hubungan itu terjaga, hidup menjadi lebih lurus, hati lebih tenang, dan langkah lebih terarah.
Karena pada akhirnya:
Siapa yang menjaga Al-Qur’an, akan dijaga oleh Allah jauh lebih baik daripada ia menjaga dirinya sendiri.