Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesantren Tempat Adab Ditumbuhkan, Tempat Ilmu Dimuliakan — Selamat Hari Guru Nasional

Dalam sunyi pagi pesantren, sebelum matahari terbit dan sebelum dunia ramai kembali, para guru telah lebih dulu bangun—menyusun ilmu, menata hati, dan menyiapkan masa depan. Mereka bukan hanya pengajar yang berdiri di depan kelas, tetapi pendidik jiwa yang membersamai santri dari waktu ke waktu.

Di pesantren, kami belajar bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu, karena tanpa adab, ilmu hanya menjadi hafalan tanpa makna. Kami diajarkan untuk mencium tangan guru bukan sekadar tradisi, tetapi wujud hormat dan keberkahan. Kami diajarkan untuk mencatat ilmu dengan rapi bukan hanya tuntutan, tetapi karena ilmu adalah cahaya yang tak boleh disia-siakan.

Para guru tidak hanya mengajarkan kitab, tetapi juga mengajarkan:

  • Bagaimana menjadi rendah hati meski berilmu tinggi.

  • Bagaimana tetap sabar dalam menghadapi ujian.

  • Bagaimana menata niat dalam setiap langkah belajar.

  • Bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya sebelum mencintai dunia.

Merekalah yang menjadi lentera ketika kami gelap, menjadi pelita ketika kami bimbang, dan menjadi penunjuk arah menuju jalan yang benar.

Hari ini, kami ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati terdalam:
Terima kasih atas setiap doa yang tak terdengar,
Terima kasih atas setiap koreksi yang menuntun,
Terima kasih atas setiap kesabaran yang tak ternilai,
Terima kasih untuk ilmu yang menjadi cahaya kehidupan.

Semoga Allah membalas dengan pahala tanpa batas bagi semua guru kami—baik yang masih membersamai kami, maupun yang telah kembali ke rahmat Allah.

Karena bagi kami,
Guru adalah pintu keberkahan, dan pesantren adalah tempat cahaya ilmu tumbuh tanpa henti.

Selamat Hari Guru Nasional.
Semoga Allah selalu menjaga dan meninggikan derajat para guru di dunia dan akhirat.

 

Lokasi Kami