Pesantren Tempat Adab Ditumbuhkan, Tempat Ilmu Dimuliakan — Selamat Hari Guru Nasional
Dalam sunyi pagi pesantren, sebelum matahari terbit dan sebelum dunia ramai kembali, para guru telah lebih dulu bangun—menyusun ilmu, menata hati, dan menyiapkan masa depan. Mereka bukan hanya pengajar yang berdiri di depan kelas, tetapi pendidik jiwa yang membersamai santri dari waktu ke waktu.
Di pesantren, kami belajar bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu, karena tanpa adab, ilmu hanya menjadi hafalan tanpa makna. Kami diajarkan untuk mencium tangan guru bukan sekadar tradisi, tetapi wujud hormat dan keberkahan. Kami diajarkan untuk mencatat ilmu dengan rapi bukan hanya tuntutan, tetapi karena ilmu adalah cahaya yang tak boleh disia-siakan.
Para guru tidak hanya mengajarkan kitab, tetapi juga mengajarkan:
-
Bagaimana menjadi rendah hati meski berilmu tinggi.
-
Bagaimana tetap sabar dalam menghadapi ujian.
-
Bagaimana menata niat dalam setiap langkah belajar.
-
Bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya sebelum mencintai dunia.
Merekalah yang menjadi lentera ketika kami gelap, menjadi pelita ketika kami bimbang, dan menjadi penunjuk arah menuju jalan yang benar.
Semoga Allah membalas dengan pahala tanpa batas bagi semua guru kami—baik yang masih membersamai kami, maupun yang telah kembali ke rahmat Allah.
